Syaikhona Muhammad Kholil menjadi titik sentral penempaan dan pembibitan calon pejuang dan pahlawan. Fakta sejarah itu terungkap dalam kesaksian KH Saleh Lateng Banyuwangi. DAFIR FALAH, Bangkalan, Jawa Pos Radar Madura. SYAIKHONA Muhammad Kholil Bangkalan tidak hanya berpengaruh di nusantara. Putra Kiai Abdul Latif itu juga disegani di tanah Syekh Kholil wafat pada hari kamis tanggal 29 Ramadhan 1343 H (1925 M) jam 04 pagi. Jenazah beliau dishalati di Masjid Agung Bangkalan pada sore harinya setelah shalat ashar, kemudian dimakamkan di Pemakaman Martajasah, Bangkalan. Kholil al-Bangkalani. Al-'Alim al-'Allamah asy-Syekh Haji Muhammad Kholil bin Abdul Lathif Basyaiban al-Bangkalani al-Maduri al-Jawi asy-Syafi'i (bahasa Arab: ‫العالم العالمه‬ ‫افعى‬,,‫ )الشيخ محمد خليل بن عبد اللطيف االسحاقى البنكالنى المدورى الجاوى الش‬atau lebih dikenal dengan nama Syaikhona Kholil atau Adapun Kyai Nawawi yg sudah berada di Makkah, ketika tahu bahwa Kyai Kholil muda akan menyusul dirinya ke Makkah, beliau mengajar seperti biasanya di salah satu daerah di Makkah sambil menunggu kedatangan Kyai Kholil muda itu. Akhirnya tiba saatnya Kyai Kholil berangkat ke Makkah dgn membawa bekal secukupnya yg bisa beliau bawa. Sebuah riwayat mengungkapkan bahwa ketika mengajar ngaji kitab hadits, KH Hasyim Asy’ari belakangan baru tahu bahwa di tengah barisan santrinya terdapat KH Cholil Bangkalan sedang ikut mengaji. Ya, kepakarannya di bidang hadits diakui oleh gurunya itu. Bahkan Mbah Cholil tidak segan-segan berguru tentang ilmu hadits kepada Kiai Hasyim Asy’ari. Selain itu, Syekh Kholil Bangkalan juga dikenal karena amalannya yang luhur, seperti mengajar di madrasah, menyebarkan ilmu di kampung-kampung, dan berdakwah. Ia juga dikenal sebagai seorang yang sangat dermawan, selalu siap membantu orang lain dan bersedia menyumbangkan harta miliknya untuk kemaslahatan umum. Baca Juga: AMALAN SUBUH: Mbah Moen 7teSVV.

sejarah kyai kholil bangkalan