Dengandemikian penggunaan kata Indonesia secara politis mulai dipakai sejak tahun 1922, untuk menggantikan nama 'Hindia Belanda'. Sejak berubahnya nama Indische Vereeniging menjadi Indonesische Vereeniging tahun 1922, organisasi Indonesische Vereeniging semakin berhaluan politik. Untuk pertama kali kata Indonesische dimaknai secara politis.
Perhatikanketerangan berikut! Menetapkan lagu "Indonesia Raya" sebagai lagu kebangsaan Indonesia. Membentuk federasi organisasi-organisasi pemuda yang berpusat di Jakarta. Menetapkan bendera Merah Putih sebagai bendera Indonesia. Mengganti slogan "Kemerdekaan Nusa dan Bangsa" menjadi "menjunjung martabat Nusa dan Bangsa".
PerhimpoenanPeladjar-Peladjar Indonesia (Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia, atau dalam bahasa Belanda disebut Indonesische Studentbond) adalah perhimpunan para pelajar Indonesia yang didirikan pada bulan September 1926 oleh para mahasiswa Rechtshoogeschool te Batavia (RHS - Sekolah Tinggi Hukum di Jakarta), dan Technische Hoogeschool te Bandoeng (THS - Sekolah Tinggi Teknik di Bandung).
Meskipunsecara organisasi PPPI tidak ada hubungan secara langsung, namun PPPI mendapat banyak kiriman majalah Indonesia Merdeka secara seludupan dari PI. Oleh karena itu tidak aneh apabila PPPI berusaha keras untuk meneruskan cita-cita PI tentang persatuan nasional dan dengan memberitahukan perkembangan perjuangan PI dalam forum internasional.
NederlandschIndische Radio Omroep Maatschappij (bahasa Belanda: Maskapai Siaran Radio Hindia Belanda) adalah radio pemerintah Hindia Belanda yang setelah kemerdekaan Indonesia diubah namanya menjadi Radio Republik Indonesia (RRI).. NIROM memulai siarannya pada 1934.Pemancar yang paling terkenal adalah Bataviaasche Radio Vereniging (BRV), yang siarannya dilakukan dari Hotel des Indes.
Rapatbersama dengan USI dan IVSV (Febuari 1940), mendesak agar jumlah akademisi dalam jabatan pemerintah ditambah. Indonesia Raya dilarang terbit (1940), karena memuat karangan berjudul Eereschuld der Indonesische Intellectuelen yang dianggap menyerang pemerintah. PPPI seperti segenap perhimpunan lain dipaksa berdiam diri selama pendudukan
MQes77K. Tujuan Perhimpunan Indonesia – Perhimpunan Indonesia PI adalah sebuah organisasi pergerakan nasional pertama yang menggunakan istilah Indonesia sebagai nama organisasinya. Bahkan Perhimpunan Indonesia disebut sebagai pelopor kemerdekaan bangsa Indonesia kancah internasional. Sebagai organisasi pergerakan nasional revolusioner, Indische Vereeniging atau Perhimpunan Indonesia dibentuk sebagai wadah perkumpulan para mahasiswa Indonesia yang berada di Belanda. Akan tetapi, seiring dengan perjalanan waktu, nasionalisme Indonesia telah berkembang dan mendorong Perhimpunan Indonesia untuk mulai bergerak di bidang politik dengan mengusung tujuan untuk memperjuangkan kedaulatan Republik Indonesia salah satu cara untuk mewujudkannya adalah dengan berperang melawan fasisme. Bagaimana latar belakang terbentuknya Perhimpunan Indonesia? Apa tujuan Perhimpunan Indonesia berdiri? Agar lebih jelas, berikut penjelasan tentang tujuan Perhimpunan Indonesia atau Indische Vereeniging. Sejarah Berdirinya Perhimpunan IndonesiaTujuan Perhimpunan Indonesia DibentukPerkembangan Perhimpunan IndonesiaBuku Terkait Sejarah IndonesiaMateri Terkait Sejarah Indonesia Sejarah Berdirinya Perhimpunan Indonesia Sumber Perhimpunan Indonesia adalah suatu organisasi yang sifatnya sosial budaya dan digunakan untuk menjadi tempat saling bertukar pikiran tentang isu-isu yang terjadi di Indonesia saat itu. Organisasi Perhimpunan Indonesia diprakarsai oleh mahasiswa Indonesia yang sedang berada di Belanda untuk menuntut ilmu yaitu Sutan Kasayangan dan Noto Suroto. Atas inisiatif dari kedua tokoh tersebut, maka pada 25 Oktober 1908 dibentuklah organisasi mahasiswa Indonesia di Belanda dengan nama organisasi Indische Vereeniging. Organisasi ini membuka dan memberikan peluang besar bagi mahasiswa yang ingin bergabung sebagai anggota Perhimpunan Indonesia. Pada awalnya, Indische Vereeniging dibentuk sebagai organisasi mahasiswa biasa. Akan tetapi sejak masuknya tiga serangkai dalam organisasi ini yaitu Suwardi Soerjaningrat, Tjipto Mangoenkoesoemo dan Douwes Dekker di tahun 1913, Indische Vereeniging mulai fokus pada ranah politik serta isu yang terjadi di Indonesia. Bergabungnya ketiga serangkai pada Indische Vereeniging sempat menimbulkan berbagai pertentangan pada internal organisasi ini. Noto Suroto menilai, bahwa Hindia Belanda Indonesia tidak memerlukan perlindungan dari pihak militer Belanda, akan tetapi bagi tiga serangkai, argumentasi dari Noto Suroto tidak dapat diterima. Sebab tiga serangkai beranggapan bahwa Indonesia masih membutuhkan bantuan untuk mendapatkan kemerdekaan dalam partisipasi politik serta pendidikan. Dengan berkembangnya nasionalisme, bangsa Indonesia kemudian mulai mampu merubah pandangan Indische Vereeniging tentang Indonesia yang dianggap membutuhkan pihak militer Belanda. Kemudian pada tahun 1916, terbitlah majalah berkala bernama Hindia Poetra yang tujuannya adalah untuk mempublikasi ide-ide nasionalis. Sebagai pelopor dari kemerdekaan Indonesia pada kancah internasional, Perhimpunan Indonesia telah mencetak sejarah unik sebagai organisasi dari anak bangsa pertama yang menggunakan istilah Indonesia pada nama organisasinya setelah melalui beberapa kali proses perubahan nama. Seperti yang diketahui, bahwa pada mulanya Perhimpunan Indonesia hadir dengan nama Indische Vereeniging, lalu nama organisasi ini berubah menjadi Indonesische Vereeniging setelah diadakan pertemuan di antara Perhimpunan Indonesia dengan partai politik besar di Indonesia yaitu Sarekat Islam dan Boedi Oetomo di Belanda. Pertemuan antara Perhimpunan Indonesia dengan partai politik tersebut banyak membahas agenda-agenda politik. Selama pertemuan, ada kejadian menarik di mana Soerjopoetro menggunakan kata Indoensiae Indonesia dan Indonesiers orang Indonesia selama pertemuan tersebut berlangsung. Momen menarik tersebut tertulis pada majalah Hindia Poetra Tahun 1917 dan dari tulisan tersebutlah kata Indonesia kemudian menjadi populer di kalangan mahasiswa sebagai kata pengganti Indie atau Hindia dan Inders atau orang Hindia yang dinilai dapat merendahkan bangsa Indonesia. Sejak mengalami perubahan nama menjadi Indonesische Vereeniging di tahun 1922, organisasi Perhimpunan Indonesia pun semakin memantapkan haluannya pada bidang politik. Sejak perubahan nama itu pula, untuk pertama kalinya kata Indonesische makna secara politis. Lalu pada tahun 1925, sejak Perhimpunan Indonesia dipimpin oleh Iwa Kusuma Sumantri, JB Sinatala, Sastromulyono, Mochammad Hatta dan D. Mangunkusumo, organisasi Indonesische Veneering kemudian berubah nama menjadi Perhimpunan Indonesia. Selain adanya perubahan nama, organisasi ini juga merubah pengurus dan membuat simbol baru yaitu merah yang artinya adalah penting. Simbol ini adalah untuk memperjelas identitas serta ideologi dari bangsa Indonesia, sekaligus untuk menegaskan bahwa bangsa Indonesia memiliki kepribadiannya sendiri. Kemudian sejak Mohammad Hatta diangkat menjadi Voorzitter atau ketua Perhimpunan Indonesia pada tahun 1926 hingga 1930, organisasi ini mulai memperlihatkan adanya perubahan. Perhimpunan Indonesia kemudian lebih memperhatikan perkembangan perkembangan pada pergerakan nasional di Indonesia dengan memberikan banyak komentar pada media massa di Indonesia. Ketua umum Partai Komunis Indonesia yang pertama yaitu Semaun bahkan datang pada Hatta sebagai pimpinan Perhimpunan Indonesia untuk menawarkan pimpinan pada pergerakan nasional secara umum pada Perhimpunan Indonesia. Akan tetapi Hatta tidak menerima tawaran ini dan tawaran dibatalkan oleh Stalin. Sejak dipimpin oleh Hatta, Perhimpunan Indonesia semakin menggalakan rencana propaganda tentang Perhimpunan Indonesia ke luar negeri Belanda. Sumber Tentu saja, Perhimpunan Indonesia dibentuk untuk mencapai suatu tujuan yang ingin diraih bersama dengan para anggotanya. Menurut laman Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Kemendikbud bahwa kegiatan politik yang dilaksanakan oleh Perhimpunan Indonesia rupanya sangat menarik perhatian dunia internasional. Salah satu aksi yang paling dikenal dari agenda Perhimpunan Indonesia adalah manifesto politik yang dikeluarkan di tahun 1925. Kegiatan manifesto politik tersebut memiliki dampak yang cukup besar, hingga membuat pemerintah Belanda merasa terancam akan keberadaan organisasi Perhimpunan Indonesia. Sebab, tidak ada yang menyangka sebelumnya bahwa organisasi yang mulanya didirikan dengan mengusung sifat sosial justru berubah menjadi organisasi pergerakan nasional. Bahkan Perhimpunan Indonesia juga turut aktif memperjuangkan kemerdekaan Indonesia di dunia internasional. Dari perubahan nama organisasi ini saja yang menggunakan istilah Indonesia di dalamnya telah menunjukan sifat radikal yang menuntut agar Tanah Air Indonesia segera merdeka. Perubahan nama tidak hanya terjadi pada nama organisasi saja, akan tetapi juga pada majalah terbitan Perhimpunan Indonesia yang mulanya bernama Hindia Putra kemudian berubah nama menjadi Indonesia Merdeka dengan semboyan Indonesia merdeka, sekarang!’ Sifat organisasi Perhimpunan Indonesia pun turut mengalami perubahan yang cukup drastis, dari yang mulanya organisasi sosial berubah menjadi organisasi politik dan mengambil keputusan memegang prinsip non-kooperasi. Pada tahun 1923,Perhimpunan Indonesia mengeluarkan Deklarasi Perhimpunan Indonesia yang diterbitkan pada majalah Hindia Putra. Pada deklarasi tersebut, Perhimpunan Indonesia menggunakan kata Bangsa Indonesia yang menunjukan cita-cita dari Perhimpunan Indonesia untuk negara Indonesia sebagai negara baru yang merdeka. Kemudian pada tahun 1925, deklarasi tersebut berkembang dan menjadi manifesto politik. Sebab Perhimpunan Indonesia meyakini bahwa hanya kemerdekaan lah yang dapat mengembalikan harga diri bangsa Indonesia. Manifesto politik ini sempat membuat pihak Belanda merasa terancam, sebab tidak ada pihak yang menyangka bahwa organisasi Perhimpunan Indonesia yang mulanya adalah organisasi sosial berubah menjadi organisasi pergerakan nasional. Perkembangan teknologi media cetak serta jurnalisme memiliki peran penting dalam menyebarkan manifesto politik. Ide tersebut tentang persatuan, nasionalisme yang digagas oleh Perhimpunan Indonesia tidak hanya beredar di Belanda saja, akan tetapi juga beredar di Indonesia. Sebagai dampaknya, ide tersebut mempengaruhi organisasi pergerakan nasional di Indonesia. Pejuang kemerdekaan di Indonesia pun menjadi sadar, bahwa mereka adalah bangsa yang satu meskipun berbeda suku bangsa serta agama. Kesadaran inilah yang akhirnya memunculkan Sumpah Pemuda pada tahun 1928. Dari gerakan dan agenda yang dilaksanakan oleh Perhimpunan Indonesia, dapat diketahui bahwa tujuan Perhimpunan Indonesia adalah untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia dalam rangka memperoleh pemerintahan Indonesia yang memiliki tanggung jawab terhadap para rakyat Indonesia dan tidak termasuk Belanda. Berdasarkan tujuan tersebut, Iwa Kusuma Sumantri menyampaikan, bahwa ada tiga hal pokok yang merangkum tujuan Perhimpunan Indonesia, di antaranya adalah 1 Indonesia ingin menentukan nasibnya sendiri, 2 bangsa Indonesia harus bersatu melawan Belanda, 3 bangsa Indonesia harus mengandalkan kekuatan serta kemampuan yang mereka miliki sendiri. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka para mahasiswa yang tergabung dalam Perhimpunan Indonesia melakukan beberapa kegiatan serta perlawanan. Selain perlawanan dengan manifesto politik yang cukup terkenal, Perhimpunan Indonesia juga ikut melawan Nazi. Sejak Hitler memiliki kekuasaan di Jerman pada tahun 1933, lalu Hitler menguasai Eropa dan menduduki Belanda di tahun 1940, Perhimpunan Indonesia turut menunjukan sifat radikalnya dengan mengajak para mahasiswa Indonesia untuk melawan fasisme. Pada masa tahun 1940-an, Perhimpunan Indonesia bersekutu dengan beberapa media asal Belanda seperti Vrij Nederland, Het Parool, De Waarheid, dan De Vrije Katheder untuk mencetak koran secara ilegal yang tujuannya adalah untuk melawan fasisme. Selain itu, Perhimpunan Indonesia juga aktif dalam kegiatan politik anti Nazi dengan merekrut, berkoordinasi dan mengarahkan para mahasiswa dengan ikut membagikan pamflet serta berupaya untuk melindungi orang-orang yang menjadi target serangan Nazi. Perhimpunan Indonesia menilai, bahwa kerjasama yang dilakukan dengan pihak Belanda adalah sebuah upaya untuk menyelamatkan kemanusiaan dari segala tindakan sadis Nazi. Selain itu, Perhimpunan Indonesia juga menilai bahwa kemerdekaan Indonesia dapat diraih apabila fasisme dapat diperangi. Akan tetapi ternyata usaha tersebut dienyahkan oleh pihak pemerintah Belanda begitu saja. Selain dengan mengupayakan kerjasama dengan Belanda, masalah krusial yang dihadapi oleh Perhimpunan Indonesia adalah bagaimana caranya untuk menyadarkan sesama bangsa Indonesia yang berada di Belanda untuk ikut serta dalam memerangi fasisme. Seruan ini sampai ke telinga para pelaut Indonesia yang saat itu bekerja di kapal perusahaan Belanda. Karena kekuasaan Jerman, banyak dari para pelaut yang menganggur, sehingga mereka menjadi target dari penyuluhan para mahasiswa Perhimpunan Indonesia. Sayangnya, ada beberapa anggota Perhimpunan Indonesia yang menjadi korban dari kekejaman Nazi, di antaranya adalah Djajeng Pratomo dan sang adik, Gondho yang menjadi pekerja paksa di kamp Dachau, akan tetapi pada akhirnya selamat. Selain itu ada tiga orang yang tewas di kamp dan satu orang tewas karena ditembak oleh polisi Nazi ketika sedang menyebarkan pamflet di Leiden yaitu Irawan Surjono. Perkembangan Perhimpunan Indonesia Sumber Aktivitas Perhimpunan Indonesia semakin meningkat ketika Mohammad Hatta dan Ahmad Subarjo ikut bergabung dalam kepengurusan Perhimpunan Indonesia. Keduanya menegaskan, bahwa tujuan Perhimpunan Indonesia adalah Indonesia merdeka yang akan dicapai dengan aksi bersama. Mereka juga mendapatkan dukungan internasional dari negara lain, seperti Organisasi internasional seperti Liga Penentang Imperialisme, Liga Demokrasi Internasional dan penindasan kolonial, sehingga Perhimpunan Indonesia dapat aktif dalam kegiatan organisasi internasional yang menentang aktivitas para penjajah. Tidak hanya di Belanda dan di luar Belanda saja, organisasi Perhimpunan Indonesia juga memiliki pengaruh yang cukup besar di Indonesia. Banyak organisasi pergerakan nasional berdiri sebab mereka terinspirasi dari Perhimpunan Indonesia. Organisasi yang terinspirasi tersebut adalah Partai Nasional Indonesia PNI, Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia PPPI dan Jong Indonesia Pemuda Indonesia. Meskipun perjuangan yang dilakukan oleh Perhimpunan Indonesia sifatnya adalah internasional, akan tetapi dampak yang dirasakan dalam lingkup nasional di tanah air. Sejak bergabungnya Mohammad Hatta dalam Perhimpunan Indonesia PI, ia juga berhasil merangsang para rekan intelektual yang lain serta menumbuhkan semangat nasionalisme untuk ikut menentang penjajahan pada Belanda. Sikap politik dari PI yang cukup radikal kemudian dapat dilihat melalui usaha-usahanya seperti berikut ini. Perhimpunan Indonesia harus membuka mata rakyat Belanda, bahwa pemerintahan kolonial bersikap sangat ofensif. Perhimpunan Indonesia juga harus meyakinkan rakyat Indonesia mengenai kebenaran dari perjuangan kaum nasionalis. Mengembangkan ideologi yang bebas serta kuat yang berada di luar pembatasan Islam dan komunis. Menyadarkan para mahasiswa, agar mereka memiliki komitmen yang cukup bulat akan persatuan dan kemerdekaan Indonesia, menyadarkan para mahasiswa untuk ikut bertanggung jawab untuk memimpin rakyat dalam melawan para penjajah. Kegiatan utama PI dalam bidang politik adalah menyebarluaskan semangat persatuan nasional yang bertujuan untuk menentang penjajahan Belanda. Penyebarluasan rasa semangat tersebut dapat dilakukan oleh PI melalui majalahnya yaitu Hindia Putra atau Indonesia Merdeka. Tentu saja, perjuangan politik yang dilakukan oleh Perhimpunan Indonesia tidak terbatas hanya di Belanda saja akan tetapi juga di internasional. Contohnya seperti Kongres Liga Penentang Imperialisme dan Penindasan Kolonial yang diadakan di Paris diikuti oleh para tokoh PI pada Agustus tahun 1926. Pada kongres yang dihadiri oleh tokoh PI, kongres ikut menyokong perjuangan dari PI untuk mencapai Indonesia merdeka. Karena agenda-agenda politik tersebut, beberapa tokoh PI kemudian ditangkap karena menentang penjajahan Belanda dengan cukup keras. Beberapa tokoh yang ditangkap adalah Mohammad Hatta, Nazir Pamuntjak, Ali Sastroamidjojo dan Abdul Madjid Djojodiningrat. Keempat tokoh tersebut dituntut di muka pengadilan di Den Haag pada tahun 1928 dan dibebaskan karena tidak ada bukti yang cukup. PI memiliki peranan penting dalam pergerakan di Indonesia. Pertama, Perhimpunan Indonesia berperan sebagai pendobrak psikologis serta kekuasaan dengan sistem kolonial. Kemudian kedua, PI juga memiliki peran sebagai ideologi sekuler yang mendorong rasa semangat dalam kebangsaan. Peran PI yang ketiga adalah sebagai penyatu unsur golongan dalam organisasi. Keempat, Perhimpunan Indonesia adalah organisasi pertama yang menggunakan kata Indonesia sebagai nama organisasi penamaan tersebut adalah wujud pengembangan jati diri nasional bangsa Indonesia. Terakhir, Perhimpunan Indonesia adalah organisasi kebangsaan yang orisinal ketika membuat ideologi Indonesia untuk segera merdeka dan mandiri. Itulah penjelasan tentang tujuan Perhimpunan Indonesia yang menjadi manifesto politik dan berhasil membuat pemerintah Belanda merasa khawatir dengan pergerakan dari organisasi PI ini. Apabila Grameds ingin mempelajari organisasi-organisasi pergerakan bangsa Indonesia yang lain, seperti Budi Utomo, Sarekat Islam, Partai Nasional Indonesia dan lainnya, maka Grameds bisa mempelajarinya dengan membaca buku yang tersedia di Penulis Khansa Baca juga ePerpus adalah layanan perpustakaan digital masa kini yang mengusung konsep B2B. Kami hadir untuk memudahkan dalam mengelola perpustakaan digital Anda. Klien B2B Perpustakaan digital kami meliputi sekolah, universitas, korporat, sampai tempat ibadah." Custom log Akses ke ribuan buku dari penerbit berkualitas Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol perpustakaan Anda Tersedia dalam platform Android dan IOS Tersedia fitur admin dashboard untuk melihat laporan analisis Laporan statistik lengkap Aplikasi aman, praktis, dan efisien
Perhimpunan Indonesia. Dok. pribadiKita pasti sudah mengetahui jika pada masa pergerakan nasional di Indonesia, terdapat banyak sekali macam organisasi-organisasi yang melakukan gerakan perjuangan agar bisa memperbaiki nasib, terbebas dari belenggu penjajah, dan mencapai kemerdekaan bagi bangsa Indonesia. Salah satu organisasi yang bergerak pada masa itu adalah Perhimpunan Indonesia. Mari kita lihat bagaimana sepak terjang organisasi ini pada masa pada tahun 1864 akhirnya pemerintah Hindia Belanda memberikan kepada rakyat pribumi untuk bisa mengenyam pendidikan, akhirnya pada awal abad ke-20 banyak pemuda Indonesia yang kemudian melanjutkan studi perguruan tinggi mereka di Belanda. Semakin lama, para pemuda yang berada di Belanda pun memerlukan sebuah perkumpulan yang dengan dasar senasib sepenanggungan, dan dapat menaungi semua golongan, tidak hanya golongan-golongan tertentu. Lalu kemudian pada tahun 1908 dengan dipelopori oleh Sutan Kasayangan dan Noto Suroto, para pemuda tersebut akhirnya mendirikan Indische Vereeniging Perhimpunan Hindia. Pada tahun 1913, tiga serangkai yang terdiri dari Suwardi Soerjaningrat, Tjipto Mangoenkoesoemo, dan Douwes Dekker bergabung dengan Indische Vereeniging dan kemudian mereka menjadikan organisasi tersebut merambah ke bidang politik dan juga mereka memperkuat wawasan mereka terhadap persoalan Tanah Air, yang mana pada mulanya organisasi tersebut hanya bersifat sosial-budaya. Perubahan Orientasi dan Pergantian NamaPada tahun 1922, Indische Veeeniging berubah nama menjadi Indonesische Vereeniging. Hal ini bermula pada saat pertemuan dengan partai politik Indonesia seperti Sarekat Islam dan Budi Utomo pada tanggal 14 April 1917 yang pada saat itu Soerjopoetro menggunakan kata Indonesie Indonesia dan Indonesiers orang Indonesia selama pertemuan berlangsung. Dan tentu kata tersebut menjadi sangat populer di kalangan para mahasiswa, hal itu dikarenakan kata itu menjadi kata penggati Indie Hindia dan Indiers orang Hindia yang disebut sangat merendahkan kedudukan orang Indonesia. Dan untuk pertama kalinya, setelah pergantian nama organisasi tersebut, Indonesische dimaknai secara politis, karena penggunaan nama Indonesia disebut memiliki arti penting. Pertama, hal itu untuk menunjukkan identitas bangsa. Kedua, hal itu menunjukkan bahwa bangsa Indonesia memiliki kepribadian sendiri dan tidak dapat disamakan dengan kepribadian bangsa Belanda. Dan yang terakhir, kata Indonesia menunjukkan tujuan bangsa ini ke arah pembentukan negara nasional yang lebih generasi 1920-an kedalam organisasi, mendorong terjadinya perubahan orientasi dalam organisasi, dan kemudian karenanya pemikiran mengenai tujuan, lambang organisasi dan anggaran dasar pun mulai dirumuskan. Dan sejak Iwa Kusumasumantri memimpin, anggaran dasar organisasi pada saat itu mulai dirumuskan. Tuntutan akan kemerdekaan bangsa Indonesia pun gencar dikumandangkan. Pada saat pergantian pengurus di tahun 1925, Mr Sukiman Wiryosandjoyo mengemukakan anggaran dasar bagi Indonesische Vereeniging. Yang mana, setelah diterbitkannya anggaran dasar tersebut, pada tahun 1925 nama Indonesische Vereeniging berganti nama kembali menjadi Perhimpunan Indonesia PI dan anggaran dasar perhimpunan tersebut dikemudian hari menjadi landasan perjuangan nasional bagi bangsa dan Pengaruh Perhimpunan IndonesiaPerhimpunan Indonesia sudah aktif sejak tahun 1923 untuk mempelopori perjuangan Kemerdekaan Indonesia. Dan pada tahun 1925, organisasi ini mulai menyebarkan pengaruhnya ke tanah air melalui para anggotanya yang telah menamatkan studinya dan kembali ke tanah air. Perhimpunan Indonesia mulai mempropagandakan manifesto politik milik mereka. Rencana awal mereka adalah menganjurkan para alumni untuk bergabung pada organisasi pergerakan yang telah terbentuk di Indonesia, namun sayangnya rencana tersebut tidak berhasil karena sebagian besar anggota organisasi pergerakan di Indonesia sangat moderat. Mereka kemudian mengubah strategi propaganda mereka dengan Hatta yang menganjurkan agar membentuk suatu organisasi baru yang berhaluan nasionalis dan mampu meneruskan propaganda Perhimpunan Indonesia. Kemudian pada 1924, Sutomo mendirikan Indonesische Studieclub di Surabaya yang bertujuan untuk mengumpulkan kaum-kaum terpelajar di tanah air untuk dapat mencapai suatu kesadaran komunitas dan pengertian politik. Adapula studieclub lainnya yang berada di Bandung, yaitu Algemeene Studieclub yang memiliki tujuan untuk meneliti mengenai Indonesia dan topik Internasional lainnya, guna mencapai suatu partai politik yang bisa menerapkan ide tersebut. Jika dilihat, tentunya Algemeene Studieclub lebih memiliki sifat condong ke politis dibandingkan dengan Indonesische Studieclub. Kemudian sejak tahun 1926, Algeemene Studieclub mulai memproduksi dan juga menerbitkan majalah Indonesia Muda sebagai sarana propaganda. Dan kemudian pada tahun 1927, atas saran dari Soekarno yang mana pada saat itu menjabat sebagai pemimpin Algemeene Studieclub yang juga bekerjasama dengan Hatta dari Perhimpunan Indonesia, mereka mendirikan Partai Nasional Indonesia PNI.Pengaruh Perhimpunan Indonesia juga terlihat dari banyaknya partai politik yang berdiri sekitar tahun 1920-an. Namun, banyak yang beranggapan jika terbentuknya partai-partai politik ini hanya melemahkan gerakan nasionalis, karena banyaknya partai yang mengejar kepentingan mereka sendiri hingga melupakan apa yang menjadi tujuan awal mereka, yaitu pergerakan sebagai suatu kesatuan. Karenanya, muncul suatu ide untuk menyelenggarakan suatu Kongres Indonesia yang dapat menaungi seluruh partai yang ada. Dan akhirnya pada tanggal 17-18 Desember 1927, kerjasama antara Soekarno dan Sukiman dari PSI membuahkan hasil, yaitu mereka mengadakan sebuah kongres di Bandung. Yang dimana dalam kongres tersebut menyepakati berdirinya federasi Permufakatan Perhimpunan-Perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia PPPKI. Setelah terbentuknya PNI dan juga PPPKI, pada tahun 1926 para pemuda kemudian bersatu dalam Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia PPPI. PPPI lebih memfokuskan untuk persatuan antar pemuda di Indonesia, dan mereka juga sebisa mungkin mengesampingkan perbedaan-perbedaan kedaerahan. Puncak dari gerakan para pemuda nasionalis ini terjadi pada tanggal 26-28 Oktober 1928 atau pada Kongres Pemuda II. Yang mana kongres tersebut dihadiri oleh 9 organisasi pemuda terkemuka, dan juga dihadiri oleh tokoh politik yang berpengaruh seperti Sukarni, Sartono, dan Sunarjo. Dan pada puncaknya, Kongres Pemuda II ini melahirkan semangat baru yang mencapai tingkat nasionalisme yang lebih tinggi, dengan diucapkannya sumpah setia oleh para utusan, yang dikemudian hari dikenal sebagai Sumpah perjuangan para pemuda tanah air pada masa itu sungguh beragam. Maka dari itu, kita sebagai pemuda penerus perjuangan para tokoh-tokoh sebelumnya juga harus mengerti bagaimana cara menjaga rasa nasionalisme di tanah air, dan tentunya kita akan terus melanjutkan peran para pahlawan-pahlawan muda untuk tetap menjaga keutuhan bangsa ini.
jelaskan hubungan antara indische vereeniging dan pppi